Lentera Pos- Kasus kematian Arya Daru Pangayunan (ADP), diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) berusia 39 tahun yang ditemukan tewas dengan wajah terlilit lakban di kamar kosnya, masih diselimuti misteri. Penyelidikan yang awalnya ditangani Polsek Menteng kini telah diambil alih oleh Ditreskrimum Polda Metro Jaya, menandakan kompleksitas kasus ini. Informasi terbaru yang berhasil dihimpun lenterapos.com menunjukkan sejumlah fakta mengejutkan yang semakin mempertebal teka-teki kematian ADP.
Sistem smart lock pada pintu kos ADP menjadi sorotan. Kapolsek Menteng, Kompol Rezha Rahandhi, menjelaskan akses ke kosan tersebut sangat terbatas, hanya dapat diakses dengan kartu khusus yang hanya dimiliki oleh korban. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana pelaku bisa masuk dan keluar tanpa meninggalkan jejak? Pintu kamar yang terpaksa dibuka paksa oleh penjaga kos setelah ADP tak bisa dihubungi, semakin memperkuat dugaan adanya unsur paksaan.

Rekaman CCTV yang diperoleh lenterapos.com memperlihatkan aktivitas ADP pada malam sebelum kematiannya. Video tersebut menunjukkan ADP keluar kamar sekitar pukul 23.24 WIB, membawa kantong kresek hitam, lalu kembali masuk tanpa membawa kantong tersebut. Detil ini menjadi petunjuk penting yang sedang diteliti secara intensif oleh pihak kepolisian. Apa isi kantong kresek tersebut? Ke mana ADP pergi? Pertanyaan-pertanyaan ini masih menjadi teka-teki.

Related Post
Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto, optimis penyelidikan akan rampung dalam waktu seminggu. Tim penyidik tengah menganalisis berbagai bukti, termasuk rekaman CCTV, hasil autopsi, dan data digital dari laptop dan ponsel ADP. Analisis forensik terhadap barang elektronik milik korban diharapkan dapat mengungkap jejak komunikasi dan aktivitas ADP sebelum kematiannya. Jejak digital ini diharapkan dapat mengungkap siapa saja yang berinteraksi dengan ADP dan apa yang dibicarakan.
Proses penyelidikan yang melibatkan analisis forensik digital dan keterangan saksi kunci ini menunjukkan keseriusan pihak kepolisian dalam mengungkap kasus ini. Namun, kehati-hatian tetap diperlukan, mengingat kompleksitas kasus dan keterbatasan informasi yang tersedia saat ini. Publik menantikan hasil penyelidikan yang diharapkan dapat mengungkap kebenaran di balik kematian tragis diplomat muda berbakat ini. Apakah ada keterkaitan antara kematian ADP dengan pekerjaannya di Kemlu? Mungkinkah ini kasus pembunuhan terencana? Pertanyaan-pertanyaan ini masih menggantung dan membutuhkan jawaban dari hasil penyelidikan yang komprehensif.









Tinggalkan komentar