Tragedi Garut: Upah Rp150 Ribu, Bukan Sekadar Memulung!

Tragedi Garut: Upah Rp150 Ribu, Bukan Sekadar Memulung!

Lentera Pos- Pernyataan resmi TNI terkait insiden ledakan amunisi di Garut yang menyebut korban sipil tengah memulung besi bekas mendapat sanggahan keras dari keluarga korban. Agus Setiawan, kakak kandung salah satu korban, Rustiawan, mengungkap fakta mengejutkan: para korban dipekerjakan dan diupah Rp150 ribu per hari oleh pihak TNI untuk membuka peluru dan selongsong amunisi sebelum dimusnahkan.

"Mereka bukan memulung," tegas Agus kepada lenterapos.com. "Mereka diupah untuk membuka peluru kecil dan selongsong amunisi. Pekerjaan ini berlangsung sekitar 12 hari," tambahnya, membantah narasi yang beredar. Agus menekankan bahwa para korban bekerja secara terorganisir, bukan secara individu mencari besi bekas. Mereka mulai bekerja setelah amunisi siap dimusnahkan, bukan sebelum proses peledakan dimulai.

Tragedi Garut: Upah Rp150 Ribu, Bukan Sekadar Memulung!
Gambar Istimewa : akcdn.detik.net.id

Pernyataan Agus ini bertolak belakang dengan keterangan Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayor Jenderal Kristomei Sianturi, yang sebelumnya menyatakan warga sipil mendekat untuk mengumpulkan serpihan logam bernilai jual setelah peledakan. Kristomei menyebut hal ini sebagai kebiasaan yang terjadi setelah pemusnahan amunisi dengan cara diledakkan. Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigadir Jenderal Wahyu Yudhayana, menyatakan bahwa kedekatan warga sipil ke lokasi pemusnahan amunisi sedang diinvestigasi.

COLLABMEDIANET

Video viral yang memperlihatkan pemotor mendekati lokasi ledakan juga dijelaskan Agus. Ia membenarkan kejadian tersebut, namun menekankan bahwa momen itu terjadi setelah peledakan awal amunisi, dan sebelum ledakan detonator yang menewaskan 13 orang. Para pemotor dalam video tersebut, menurut Agus, adalah bagian dari kelompok yang sama, yang sedang mengumpulkan sisa-sisa amunisi setelah peledakan pertama. Baru setelah itu, TNI melakukan peledakan detonator.

Perbedaan keterangan ini menimbulkan pertanyaan besar terkait kronologi kejadian dan tanggung jawab atas tragedi tersebut. Investigasi yang menyeluruh dan transparan menjadi krusial untuk mengungkap kebenaran dan memastikan keadilan bagi para korban dan keluarga mereka. Perbedaan versi ini juga menimbulkan pertanyaan mengenai prosedur keamanan dan pengawasan dalam proses pemusnahan amunisi yang seharusnya berjalan dengan ketat. Apakah ada kelalaian yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa? Pertanyaan ini menuntut jawaban yang jelas dan bertanggung jawab dari pihak berwenang. Kejelasan informasi dan transparansi proses investigasi menjadi kunci untuk mencegah tragedi serupa terulang di masa depan.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikuti kami :

Tinggalkan komentar