Misteri Kematian Diplomat: Publik Terlalu Jauh?

Misteri Kematian Diplomat: Publik Terlalu Jauh?

Lentera Pos- Kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (ADP), terus menuai sorotan. Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri, mempertanyakan langkah Polda Metro Jaya yang menampilkan barang bukti pribadi milik almarhum dalam konferensi pers. Menurutnya, detail kematian sebaiknya disampaikan secara terbatas kepada keluarga, mengingat polisi telah menyatakan kasus ini bukan tindak pidana.

Lentera Pos- Reza menilai, pemajangan barang bukti seperti lakban, ponsel, laptop, hingga alat kontrasepsi, justru memicu spekulasi liar tentang kehidupan pribadi almarhum. "Seharusnya, dengan memastikan kematian ADP bukan akibat pidana, polisi bisa mengimbau publik untuk menghormati privasi almarhum," ujarnya. Ia menambahkan, penyampaian lisan saat konferensi pers sudah cukup, namun memamerkan barang bukti dianggap kurang tepat.

Misteri Kematian Diplomat: Publik Terlalu Jauh?
Gambar Istimewa : akcdn.detik.net.id

Lentera Pos- Meskipun demikian, Reza mengapresiasi kesimpulan polisi bahwa kematian Arya bukan disebabkan oleh tindak kriminal. Ia menjelaskan, jika bukan pidana, ada tiga kemungkinan penyebab kematian: alami, bunuh diri, atau kecelakaan. Namun, informasi spesifiknya sebaiknya hanya disampaikan kepada keluarga.

COLLABMEDIANET

Lentera Pos- Reza juga menyinggung respons keluarga Arya terhadap hasil penyelidikan. Ia menekankan pentingnya menghargai kerja kepolisian, namun juga membuka ruang bagi pengujian independen atas penyelidikan yang telah dilakukan. Praktik ini umum di beberapa negara, di mana keluarga korban dapat melakukan "cross examination" terhadap hasil forensik polisi.

Lentera Pos- "Jika hasil pemeriksaan dan cross examination sama, masalah selesai. Namun jika berbeda, hasil cross examination bisa diajukan ke hakim untuk diperbandingkan dengan hasil pemeriksaan polisi. Hakim yang akan memutuskan mana yang terpercaya," jelas Reza. Sayangnya, praktik ini belum lazim di Indonesia, di mana pengujian forensik masih didominasi oleh polisi.

Lentera Pos- Kakak ipar almarhum ADP, Meta Bagus, menyatakan bahwa kasus ini sangat berat bagi keluarga. Ia mengapresiasi dukungan publik dan media dalam mengawal proses penyelidikan. "Kami mengajak teman-teman media dan masyarakat untuk ikut mengawal proses ini dengan empati, informasi yang berimbang, dan objektif," katanya. Pihak keluarga percaya bahwa kebenaran akan terungkap dan membawa keadilan bagi semua pihak.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikuti kami :

Tinggalkan komentar