Banjir Halmahera Selatan: 13 Ribu Jiwa Terdampak!

Banjir Halmahera Selatan: 13 Ribu Jiwa Terdampak!

Lentera Pos- Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, dilanda bencana banjir besar yang telah memaksa lebih dari 13.965 jiwa dari 4.182 kepala keluarga mengungsi. Status tanggap darurat bencana telah ditetapkan selama 14 hari, terhitung sejak Minggu dini hari (23/6), untuk mempercepat proses penanganan dan pemulihan pascabencana yang telah menelan satu korban jiwa, seorang balita berusia dua tahun. Bencana ini merupakan pukulan telak bagi masyarakat Halmahera Selatan, yang kini tengah berjuang menghadapi dampak kerusakan infrastruktur dan kerugian ekonomi yang signifikan.

Banjir yang melanda lima kecamatan—Bacan, Bacan Selatan, Gane Barat, Gane Timur, Gane Timur Selatan, dan Gane Barat Selatan—merupakan hasil dari hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut selama beberapa hari. Tinggi muka air bervariasi, mulai dari 20 hingga 150 sentimeter, membuat akses ke sejumlah wilayah terdampak menjadi sangat sulit, hanya dapat dijangkau dengan perahu atau kendaraan khusus. Lebih dari 1.500 rumah terendam, dengan empat rumah mengalami kerusakan berat dan tiga lainnya rusak ringan. Dua jembatan ambruk dan satu lagi mengalami kerusakan ringan, sementara satu bronjong sepanjang 40 meter ikut terdampak.

Banjir Halmahera Selatan: 13 Ribu Jiwa Terdampak!
Gambar Istimewa : akcdn.detik.net.id

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait untuk menyalurkan bantuan logistik. Kebutuhan mendesak saat ini meliputi makanan siap saji, selimut, terpal, tikar, pakaian layak pakai, dan perlengkapan bayi dan balita. BNPB juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, mengingat curah hujan masih tinggi. Pemantauan informasi resmi dari BMKG, BPBD, dan kanal komunikasi resmi pemerintah sangat penting untuk dilakukan.

COLLABMEDIANET

Bupati Halmahera Selatan, Hasan Ali Bassam Kasuba, melaporkan bahwa 2.430 warga dari lima desa di Kecamatan Bacan telah diungsikan ke delapan titik pengungsian yang telah disiapkan pemerintah daerah. Banjir di Kecamatan Bacan, yang disebabkan oleh luapan Kali Inggoi, merupakan yang terparah dalam sejarah wilayah tersebut. Air menggenangi permukiman dan jalan raya hingga setinggi satu meter.

Bencana ini juga berdampak pada operasional Bandar Udara Oesman Sadik. Penutupan sementara landasan pacu akibat banjir telah menyebabkan penundaan penerbangan. Meskipun saat ini bandara telah kembali beroperasi, namun potensi penutupan kembali tetap ada mengingat curah hujan yang masih tinggi. Pengerukan material pasir yang menutupi saluran air tengah dilakukan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.

Kementerian Sosial (Kemensos) telah mengirimkan bantuan logistik kepada para korban, termasuk kasur, selimut, tenda, dan makanan siap saji. Tim Tagana dan Dinas Sosial telah mendirikan dapur umum untuk memastikan ketersediaan makanan bagi para pengungsi. Kecepatan respons dari berbagai pihak menjadi kunci dalam meminimalisir dampak buruk yang lebih luas. Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam di wilayah rawan banjir.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikuti kami :

Tinggalkan komentar