Lentera Pos- Anggota Komisi VI DPR RI, Capt. Unru Baso, baru-baru ini memberikan apresiasi yang tinggi terhadap capaian PT CMA dan PT Namco. Kedua perusahaan lokal tersebut berhasil membangun kapal tanker minyak berkapasitas 5000 KL di Batam, Kepulauan Riau. Pencapaian ini, menurut Unru Baso, selaras dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam memajukan hilirisasi dan industrialisasi di Indonesia. Kunjungan langsung Unru Baso ke galangan kapal PT Namco pada Selasa (6/5) lalu menjadi bukti nyata dukungannya terhadap industri maritim dalam negeri.
Apresiasi ini bukan sekadar pujian semata. Unru Baso melihat potensi besar yang terpendam dalam pembangunan kapal tanker ini. Ia menekankan pentingnya multiplier effect yang akan ditimbulkan, yakni pertumbuhan ekonomi yang signifikan, terutama bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sekitar kawasan industri galangan kapal. Lebih jauh, beliau mendesak pemerintah, BUMN, BUMD, dan perusahaan pelayaran swasta untuk turut serta dalam gerakan nasionalisme ekonomi ini dengan memesan kapal-kapal dari galangan lokal.
Sayangnya, kenyataan di lapangan masih menunjukkan kecenderungan perusahaan pelayaran lokal yang lebih memilih membangun kapal di luar negeri. Hal ini, menurut Unru Baso, merupakan sebuah ironi. Kapal-kapal yang nantinya beroperasi di perairan Indonesia justru dibangun di negara lain, sehingga manfaat ekonomi yang seharusnya dinikmati Indonesia justru mengalir ke negara lain. Oleh karena itu, beliau mengajak semua pihak untuk berpikir strategis dan mengutamakan pembangunan kapal dalam negeri.
Related Post
Langkah ini, menurut analisis ekonomi saya, bukan hanya akan menghidupkan kembali industri galangan kapal yang sempat lesu, tetapi juga akan berdampak positif pada industri baja nasional. Dengan meningkatnya permintaan baja untuk pembangunan kapal, industri baja lokal akan terdongkrak, dan otomatis akan menyerap lebih banyak tenaga kerja. Ini merupakan sinergi positif yang perlu terus digalakkan. Pembangunan kapal tanker 5000 KL oleh PT CMA dan PT Namco bukanlah sekadar pencapaian bisnis, melainkan momentum penting bagi kebangkitan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan. Semoga langkah ini diikuti oleh perusahaan-perusahaan lain, sehingga visi Indonesia sebagai poros maritim dunia dapat segera terwujud.
Tinggalkan komentar